CAHAYA MALAM
Di antara Bumi dan Rembulan
ada cahaya menawan
kutahu pasti tak menghangatkan
namun darah ‘kan ia hitamkan
kami buas serigala-serigala malam
bergerombol menari dalam kelam
perlahan, menunggu aksi kejam
persiapkan taring-taring tajam
bagi mereka hanyalah naluri alam
bukan kesenangan, hanya kebutuhan
makanan yang disediakan Sang Pencipta Malam
berdoa dalam keheningan
terpecah oleh auman
darah-darah tercurahkan
binatang ternak bukanlah korban
hanya takdir yang tersampaikan
manusia lebih kejam
kata mereka dalam diam
satu konvoy tentara mati
atau selebriti kaya mati
mana yang mereka tangisi
pembantaian pada kami
mereka sebut hobi
rumah kami mereka tanami
terkadang menjadi jalanan
atau gedung pameran
di mana saudara kami diawetkan
dengan bangga dipertontonkan
Tinta Angkara
Negeri Saba, 8 Januari 2019