RINTIHAN LANGKAH KAKI
kuceritakan kisahku
pada mentari pagi itu
namun ia hanya berlalu
kembali pada senja biru
yang pilu sembunyikan terang
melemparku pada kegelapan
kusampaikan pada malam
tentang semua kesedihan
kudengar ia selalu terdiam
mendekap sang rembulan
yang tergores senyuman
menghina penderitaan
kuagungkan nama-Mu
bahkan kuciptakan lagu
puji-pujian syahdu
mengharap kasih-Mu
dalam rintih tetap kupuja
meski berlinang air mata
langkah kaki tak terhenti
perlahan terus menapaki
siapa pemilik nafas hidupku
ambillah, tak kuat lagi menahan pilu
berikanlah, pada mungil mayat anakku
yang kubawa selalu, ‘tuk mencari-Mu
Tinta Angkara
Negeri Saba, 11 May 2018
Menyukai ini:
Suka Memuat...