KOPI PAHIT RINDU
seperti udara
kau hembus menggoda
berulang kali
mengharap rindu ‘kan pergi
lalu datang secangkir kopi
kau nikmati sendiri
dalam elegi puisi
begitu bangga kau akhiri
tanpa sesendok gula
yang manis menyakiti
tanpa cinta
yang kau benci
inilah kemenanganmu
menghina kekalahanku
dalam makam kesendirian
rebahkan peluh pelarian
tenang saja, Sayang
aku tak mengalah, bukan
aku hanya lelah … mencintai
dirimu yang mengharapkanku … mati
Tinta Angkara
Negeri Saba, 20 Januari 2019